PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk adalah sebuah perusahaan efek yang awalnya didirikan di Jakarta pada tanggal 22 Februari 1993 dengan nama PT Istethmar Finas Securities. Pada tanggal 13 September 1999 berubah menjadi PT Ludlow Securities dan selanjutnya berganti nama menjadi PT Reliance Securities dan bergabung ke dalam Reliance Group pada tanggal 7 Maret 2003.
Pada tanggal 13 Juli 2005 Perseroan mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek Indonesia dengan kode saham "RELI". Pada 17 April 2017 Perseroan berganti nama menjadi PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk.
Contact Info
SOHO WESTPOINT
Kota Kedoya, Jl. Macan Kav 4-5
Kedoya Utara, Kebon Jeruk
DKI Jakarta 11520
Indika (INDY) Targetkan 50 Persen Pendapatan Non Batu Bara Pada 2028
CSO
20 Nov
EmitenNews.com - PT Indika Energy Tbk (INDY) menargetkan 50% pendapatan berasal dari bisnis non-batu bara pada tahun 2028, mundur dari target semula pada 2025. Hingga akhir September 2024, segmen batu bara masih mendominasi dengan kontribusi sebesar 87% terhadap total pendapatan perseroan, sementara bisnis non-batu bara menyumbang 13%.
Wakil Direktur Utama INDY, Azis Armand, mengungkapkan bahwa kontribusi bisnis non-batu bara diharapkan meningkat signifikan pada tahun-tahun mendatang. Salah satu sumber pendapatan utama di masa depan adalah tambang emas Awakmas yang sedang dikembangkan oleh PT Masmindo Dwi Area di Sulawesi Selatan.
Tambang tersebut direncanakan mulai berproduksi pada semester II 2026. Selain itu, pendapatan juga akan datang dari lini jasa engineering dan konstruksi melalui Tripatra, serta bisnis kendaraan listrik melalui Alva, Energi Makmur Buana, dan Kalista.
Meski demikian, Direktur INDY, Retina Rosabai, mengakui bahwa target ini cukup menantang.
"Ekspansi yang kami lakukan di non-batu bara 80% belum menghasilkan. Jadi yang menghasilkan itu masih sangat minimal," ujarnya dalam public expose yang digelar secara hybrid, Rabu (20/11).
Retina menambahkan bahwa pendapatan dari Kideco masih menjadi tulang punggung INDY, menyumbang 77% dari total pendapatan sepanjang Januari hingga September 2024. Sebesar 1% pendapatan berasal dari MUTU, yang telah didivestasikan pada awal tahun ini, sementara 7% berasal dari coal trading, 9% dari Tripatra, 2% dari Interport, 3% dari Interport-Cotrans, dan 2% dari sumber pendapatan lainnya.
Perseroan berharap diversifikasi ke sektor non-batu bara dapat mengurangi ketergantungan pada bisnis inti saat ini sekaligus menciptakan peluang pertumbuhan baru di masa depan.