PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk adalah sebuah perusahaan efek yang awalnya didirikan di Jakarta pada tanggal 22 Februari 1993 dengan nama PT Istethmar Finas Securities. Pada tanggal 13 September 1999 berubah menjadi PT Ludlow Securities dan selanjutnya berganti nama menjadi PT Reliance Securities dan bergabung ke dalam Reliance Group pada tanggal 7 Maret 2003.
Pada tanggal 13 Juli 2005 Perseroan mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek Indonesia dengan kode saham "RELI". Pada 17 April 2017 Perseroan berganti nama menjadi PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk.
Contact Info
SOHO WESTPOINT
Kota Kedoya, Jl. Macan Kav 4-5
Kedoya Utara, Kebon Jeruk
DKI Jakarta 11520
Tersentil Pernyataan Yallen Janet, Saham First Republic Bank Ambrol
admin
24 Mar
Bisnis.com, JAKARTA - Harga saham First Republic Bank (FRC.N) pada penutupan perdagangan Rabu, (22/3/2023) anjlok 15,5 persen turun ke level US$13,33 setelah Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Yellen Janet belum bisa memberikan kepastian atas proses pengasuransian seluruh dana deposito nasabah di FRC.N.
Pernyataan tersebut disampaikan Yellen pada agenda sidang Subkomite Alokasi Senat AS untuk layanan keuangan. Secara lebih rinci Yellen menjelaskan bahwa pihaknya belum bisa mempertimbangkan langkah tersebut tanpa persetujuan kongres.
Adapun, untuk dapat merealisasikan skenario di mana Federal Deposit Insurance Corp (FDIC) dapat mengasuransikan semua deposito nasabah sampai akhir krisis perbankan, pemerintah AS harus terlebih dahulu meninjau risiko bank berdasarkan kasus per kasus.
Alhasil, pernyataan Yellen tersebut kembali memicu kekhawatiran di kalangan deposan. Sedangkan, Morgan Stanley dalam laporan sebelumnya menjelaskan bahwa potensi perpanjangan asuransi FDIC dapat mengembalikan sebagian besar nasabah First Republic.Melansir laman Reuters, sejumlah bank yang terlibat dalam negosiasi penyelamatan First Republic meminta pengaturan pembagian kerugian yang akan dilakukan oleh pemerintah AS untuk dapat berkaca pada persyaratan yang disepakati oleh UBS Group (UBSG.S) dalam pengambilalihan darurat atas saingannya Credit Suisse (CSGN.S).
Namun demikian, proses akuisisi sebagaimana yang dilakukan UBS atas Credit Suisse baru dapat dilakukan apabila bank yang membeli First Republic mengalami kerugian yang lebih besar dari yang diperkirakan.
Lebih lanjut, First Republic Bank sendiri masih enggan menanggapi hal tersebut. Terbaru, manajemen First Republic berencana memangkas sejumlah portofolio usahanya.
Dalam pemberitaan terbaru, First Republic Bank hingga saat ini dikabarkan belum mendapatkan suntikan dana dari pemberi pinjaman regional. Apabila demikian, pemberi pinjaman FRC.N mungkin perlu bersiap menghadapi bayang-bayang kerugian.
Di samping itu, pembeli potensial perlu menyerap setidaknya $26,8 miliar dalam kerugian mark-to-market dari portofolio pinjaman dan sekuritas First Republic, sementara $9,5 miliar tambahan diperlukan untuk merekapitalisasi bank.
Dalam skenario terburuk, analis Morgan Stanley memperkirakan saham First Republic akan merosot dalam ke level US$1 per saham.
Bahkan, beberapa investor mengaitkan potensi intervensi pemerintah dengan pengambilalihan regulasi yang terjadi setelah kegagalan Silicon Valley Bank dan Signature Bank bulan ini dan mengakibatkan hilangnya para pemegang saham mereka.
"Orang-orang khawatir, jika pemerintah turun tangan, tidak akan ada lagi yang tersisa bagi para pemegang saham," kata Dennis Dick, seorang trader di Triple D Trading.
Namun demikian, tak hanya kinerja harga saham First Republic saja yang mengalami pelemahan, sejumlah saham perbankan lainnya juga tampak mengalami tren serupa seiring dengan kabar runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB).