PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk adalah sebuah perusahaan efek yang awalnya didirikan di Jakarta pada tanggal 22 Februari 1993 dengan nama PT Istethmar Finas Securities. Pada tanggal 13 September 1999 berubah menjadi PT Ludlow Securities dan selanjutnya berganti nama menjadi PT Reliance Securities dan bergabung ke dalam Reliance Group pada tanggal 7 Maret 2003.
Pada tanggal 13 Juli 2005 Perseroan mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek Indonesia dengan kode saham. Pada 17 April 2017 Perseroan berganti nama menjadi PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk.
Contact Info
SOHO WESTPOINT
Kota Kedoya, Jl. Macan Kav 4-5
Kedoya Utara, Kebon Jeruk
DKI Jakarta 11520
Pendapatan Jayamas Medica (OMED) Turun 21 Persen, Ini Penyebabnya
admin
21 Mar
Bisnis.com, JAKARTA — Emiten alat kesehatan PT Jayamas Medica Industri Tbk. (OMED) melaporkan penurunan pendapatan dan laba bersih pada 2022. Harga jual yang mulai normal seiring dengan melandainya pandemi menjadi penyebab penurunan ini.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2022, OMED mengakumulasi pendapatan sebesar Rp1,73 triliun. Pendapatan itu mencerminkan penurunan sebesar 21,89 persen dibandingkan dengan 2021 sebesar Rp2,22 triliun.
Turunnya pendapatan OMED diikuti dengan berkurangnya beban pokok penjualan sebesar 10,26 persen year on year (YoY) dari Rp1,32 triliun pada 2021 menjadi Rp1,18 triliun. Namun koreksi pendapatan yang lebih dalam membuat laba kotor OMED ikut turun sebesar 38,90 persen sebesar 38,90 persen YoY dari Rp904,29 miliar menjadi Rp552,49 miliar.
Sementara itu, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk turun 49,21 persen YoY menjadi Rp285,78 miliar dari sebelumnya Rp562,69 miliar.“Memang pendapatan kami mencatatkan penurunan sebesar 21,9 persen dan laba bersih sebesar 49,1 persen secara tahunan, tetapi secara kinerja operasional Perseroan tetap mencatatkan kinerja positif, sehingga publik tidak perlu khawatir. Penurunan ini adalah dampak normalisasi harga pasca pandemi,” kata Direktur Jayamas Medica Industri Leonard Hariadi Hartanto dalam siaran pers, Senin (20/3/2023).
Leonard menjelaskan bahwa secara operasional volume penjualan OMED mengalami kenaikan sebesar 14,8 persen YoY pada 2022. Capaian itu didukung dengan penjualan produk dari kategori Medical Disposable and Consumables yang mampu meningkat 33,2 persen secara YoY.
“Kami tetap mampu meningkatkan penjualan walaupun ada normalisasi setelah pandemi,” lanjutnya.
Dari sisi penjualan, kategori produk Medical Disposable & Consumables mencapai 1,93 miliar unit. Kemudian kategori Biotech & Laboratorium sebanyak 354,9 juta unit, untuk kategori Antiseptic & Dialysis sebanyak 72,6 juta, sebanyak 3,1 juta unit untuk kategori Diagnostic & Equipment, sebanyak 127.000 unit untuk kategori Walking Aids & Rehab, dan sebanyak 18.000 unit untuk kategori Hospital Furniture.
“Secara keseluruhan, kami menjual sebanyak 2,36 miliar unit produknya selama 2022, meningkat sebesar 14,8 persen YoY dari penjualan 2021 sebanyak 2,06 miliar unit,” papar Leonard.
Untuk 2023, Leonard menambahkan kinerja OMED ditargetkan naik 25—30 persen. Kenaikan akan didukung oleh faktor regulasi impor dan kenaikan investasi pada perbaikan infrastruktur pelayanan kesehatan.
OMED akan berfokus untuk menambah kapasitas produksi dengan membangun pabrik baru. Pabrik baru nantinya akan fokus pada produk-produk yang memiliki pertumbuhan permintaan yang tinggi, antara lain wound care, syringe & needle, uro catheter, pregnancy test, dan blood collection tube.
“Kami juga tidak menutup kemungkinan apabila ada produk-produk lainnya yang memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi selain produk-produk di atas,” tambah Leonard.
Selain itu, Perseroan juga akan memperluas jaringan distribusi penjualan dengan penambahan Distribution Branches dan National Distribution Center di Jakarta, Makassar, Depok, Kediri, Subang dan Cikarang serta menargetkan penambahan cabang retail OneMed sebanyak 25 cabang selama 5 tahun ke depan.