PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk adalah sebuah perusahaan efek yang awalnya didirikan di Jakarta pada tanggal 22 Februari 1993 dengan nama PT Istethmar Finas Securities. Pada tanggal 13 September 1999 berubah menjadi PT Ludlow Securities dan selanjutnya berganti nama menjadi PT Reliance Securities dan bergabung ke dalam Reliance Group pada tanggal 7 Maret 2003.
Pada tanggal 13 Juli 2005 Perseroan mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek Indonesia dengan kode saham. Pada 17 April 2017 Perseroan berganti nama menjadi PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk.
Contact Info
SOHO WESTPOINT
Kota Kedoya, Jl. Macan Kav 4-5
Kedoya Utara, Kebon Jeruk
DKI Jakarta 11520
Update! Ini 138 Emiten dalam Pemantauan Khusus, Ada Portofolio Kamu ?
admin
18 Nov
EmitenNews.com—PT Bursa Efek Indonesia memasukkan 138 Perusahaan Tercatat dalam pemantauan khusus yang berlaku efektif pada 17 November 2022.
"Dalam rangka memberikan perlindungan kepada investor terkait informasi fundamental dan/atau likuiditas Perusahaan Tercatat, dengan ini Bursa menetapkan Daftar Efek Bersifat Ekuitas Dalam Pemantauan Khusus berlaku efektif 17 November," papar PT Bursa Efek Indonesia dalam keterbukaan informasi yang dirilis Rabu (16/11) malam.
BEI menjelaskan, penetapan efek bersifat ekuitas dalam pemantauan khusus karena memenuhi sejumlah kriteria, di antaranya harga rata-rata saham selama enam bulan terakhir di Pasar Reguler kurang dari Rp51,00 per lembar.
Selain itu, laporan Keuangan Auditan terakhir mendapatkan opini tidak menyatakan pendapat atau disclaimer, dan emiten tidak membukukan pendapatan atau tidak terdapat perubahan pendapatan pada laporan keuangan auditan dan/atau laporan keuangan interim terakhir dibandingkan laporan keuangan yang disampaikan sebelumnya.
Kriteria lainnya, ditujukan bagi Perusahaan Tercatat yang bergerak dalam bidang usaha pertambangan mineral dan batu bara yang telah melaksanakan tahapan operasi produksi namun belum sampai tahapan penjualan atau yang belum memulai tahapan operasi produksi pada akhir tahun buku ke-4 sejak tercatat di Bursa, belum memperoleh pendapatan dari kegiatan usaha utama (core business).
"Memiliki ekuitas negatif pada laporan keuangan terakhir, serta tidak memenuhi persyaratan untuk dapat tetap tercatat di Bursa," kata BEI.
Selanjutnya adalah emiten tersebut memiliki likuiditas rendah dengan kriteria nilai transaksi rata-rata harian saham kurang dari Rp5 juta dan volume transaksi rata-rata harian saham kurang dari 10.000 saham selama enam bulan terakhir di Pasar Reguler.
"Bisa pula dalam kondisi dimohonkan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) atau dimohonkan pailit, atau memiliki anak perusahaan yang kontribusi pendapatannya material bagi Perusahaan Tercatat dan anak perusahaan tersebut dalam kondisi dimohonkan pailit."
Kriteria berikutnya adalah emiten itu dikenakan penghentian sementara perdagangan Efek selama lebih dari satu Hari Bursa yang disebabkan aktivitas perdagangan.
Daftar Efek Bersifat Ekuitas Dalam Pemantauan Khusus: 1. OASA - Maharaksa Biru Energi Tbk
ABDA - Asuransi Bina Dana Arta Tbk
AKKU - Anugerah Kagum Karya Utama Tbk
ANDI - Andira Agro Tbk
ARGO - Argo Pantes Tbk
ARMY - Armidian Karyatama Tbk
ARTI - Ratu Prabu Energi Tbk
ASRM - Asuransi Ramayana Tbk
AYLS - Agro Yasa Lestari Tbk
BAPI - Bhakti Agung Propertindo Tbk
BBRM - Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk
BEEF - Estika Tata Tiara Tbk
BIKA - Binakarya Jaya Abadi Tbk
BIMA - Primarindo Asia Infrastructure Tbk
BLTA - Berlian Laju Tanker Tbk
BLTZ - Graha Layar Prima Tbk
BNBR - Bakrie & Brothers Tbk
BOSS - Borneo Olah Sarana Sukses Tbk
BSWD - Bank of India Indonesia Tbk
BTEK - Bumi Teknokultura Unggul Tbk
BTEL - Bakrie Telecom Tbk
BUVA - Bukit Uluwatu Villa Tbk
CANI - Capitol Nusantara Indonesia Tbk
CARS - Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk