PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk adalah sebuah perusahaan efek yang awalnya didirikan di Jakarta pada tanggal 22 Februari 1993 dengan nama PT Istethmar Finas Asia. Pada tanggal 13 September 1999 berubah menjadi PT Ludlow Securities dan selanjutnya berganti nama menjadi PT Reliance Securities dan bergabung ke dalam Reliance Group pada tanggal 7 Maret 2003.
Pada tanggal 13 Juli 2005 Perseroan mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek Indonesia dengan kode saham. Pada 17 April 2017 Perseroan berganti nama menjadi PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk.
Contact Info
SOHO WESTPOINT
Kota Kedoya, Jl. Macan Kav 4-5
Kedoya Utara, Kebon Jeruk
DKI Jakarta 11520
EmitenNews.com - PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) mencatatkan laba bersih senilai Rp8,864 miliar dalam tiga bulan pertama tahun 2022, atau anjlok 86,9 persen dibandingkan periode sama tahun 2021, yang tercatat sebesar Rp68,144 miliar.
Akibatnya, laba per saham yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk merosot ke level Rp0,74, sedangkan di akhir Maret 2021 berada di level Rp5,68.
Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan kuartal I 2022 dengan audit emiten rumah sakit itu yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (24/5/2022).
Jelasnya, pendapatan turun 4,4 persen menjadi Rp478,76 miliar yang ditopang pendapatan rawat inap sebesar Rp213,5 miliar, atau naik 36,53 persen dibanding kuartal I 2021.
Tapi, pengelola RS Mayapada itu membukukan pendapatan obat-obatan amblas 29,7 persen dan tersisa Rp97,298 miliar.
Senasib, pendapatan laboratorium turun 27,5 persen menjadi Rp71,45 miliar.
Demikian juga dengan pendapatan poliklinik menyusut 4,18 persen menjadi Rp68,74 miliar.
Lalu, pendapatan radiologi turun 24,7 persen menjadi Rp28,969 miliar.
Pada sisi lain, beban langsung membengkak 1,5 persen menjadi Rp321,43 miliar. Dampaknya, laba kotor turun 14,2 persen menjadi Rp157,33 miliar.
Kian tertekan, pendapatan bunga amblas 71,6 persen dan tersisa Rp4,71 miliar. Tapi penghasilan lain-lain anjlok 84,7 persen dan tersisa Rp3,382 miliar. Akibatnya, laba sebelum pajak merosot 80,48 persen dan tersisa Rp16,424 miliar.
Sementara itu, aset perseroan menyusut 0,78 persen menjadi Rp4,833 triliun karena kewajiban turun 1,59 persen dan tersisa Rp2,897 triliun.