PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk adalah sebuah perusahaan efek yang awalnya didirikan di Jakarta pada tanggal 22 Februari 1993 dengan nama PT Istethmar Finas Asia. Pada tanggal 13 September 1999 berubah menjadi PT Ludlow Securities dan selanjutnya berganti nama menjadi PT Reliance Securities dan bergabung ke dalam Reliance Group pada tanggal 7 Maret 2003.
Pada tanggal 13 Juli 2005 Perseroan mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek Indonesia dengan kode saham. Pada 17 April 2017 Perseroan berganti nama menjadi PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk.
Contact Info
SOHO WESTPOINT
Kota Kedoya, Jl. Macan Kav 4-5
Kedoya Utara, Kebon Jeruk
DKI Jakarta 11520
Bundamedik (BMHS) Hanya Catat Laba Kuartal I-2022 Rp28,71 Miliar Atu Anjlok 55 Persen
admin
25 Mei
EmitenNews.com - PT Bundamedik Tbk (BMHS) mencatatkan laba bersih Rp28,717 miliar dalam tiga bulan pertama tahun 2022, atau anjlok 55,29 persen dibandingkan periode sama tahun 2021 sebesar Rp64,242 miliar.
Merujuk data laporan keuangan kuartal I 2022 tanpa audit emiten rumah sakit itu yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia(BEI), Selasa (24/5/2022). Tertera, pendapatan bersih turun 13,77 persen menjadi Rp388,89 miliar yang ditopang pendapatan fertilisasi dan klinik sebesar Rp148,97 miliar atau tumbuh 15,6 persen dibanding kuartal I 2021. Senada, pendapatan jasa penunjang medis dan tenaga ahli tumbuh rawat jalan tumbuh 13,5 persen menjadi Rp53,858 miliar.
Namun, pendapatan dari obat dan perlengkapan medis rawat jalan merosot 19,29 persen menjadi Rp45,666 miliar. Senasib pendapatan jasa penunjang medis dan tenaga ahli rawat inap turun 23,67 persen menjadi Rp39,066 miliar.
Demikian juga dengan pendapatan obat dan perlengkapan media rawat jalan turun 52,56 persen menjadi Rp37,415 miliar. Lalu, pendapatan kamar rawat inap turun 39,5 persen menjadi Rp20,359 miliar.
Kian tertekan, beban pokok pendapatan bengkak 0,8 persen menjadi Rp227,05 miliar. Dampaknya amblas 28,4 persen menjadi Rp161,84 miliar. Akibatnya, laba per saham dasar turun ke level Rp3, sedangkan akhir Maret 2021 berada di level Rp7.
Sementara itu, aset tumbuh 7,4 persen menjadi Rp2,88 triliun, salah satu dipicu karena utang bank jangka panjang bengkak 83,41 persen menjadi Rp354,12 miliar.